Bebek,
Burung Puyuh
Secara agak umum apa yang
dimaksud ternak pada bab terdahulu adalah ternak bangsa ruminansia yaitu sapi,
kerbau dan kambing. Tentu pengertian ternak tidak hanya itu, masih ada bangsa
unggas seperti ayam, bebek, burung puyuh dll. Beternak unggas tidak kalah
menarik dari ruminansia, karena daging unggas lebih murah, permintaan pasar tinggi. Namun kita tidak
membahas detail ternak secara lebih dalam, kecuali menyampaikan bagaimana memanfaatkan limbah sawah secara
lebih produktif yang antara lain untuk komponen pakan ternak.
Mungkin
perlu disinggung, khususnya pada unggas, bahwa kemampuan cernanya rendah. 20 – 40 %
kosentrat yang dimakan terbuang pada kotoran. Karena mutu kosentrat (kandungan
protein 20 – 30 %), pastikan memanfaatkan kotoran unggas untuk komponen pakan
ruminansia dan kolam ikan. Boleh jadi, limbah pertanian sebaiknya diolah terlebih
dulu untuk pakan unggas. Pada saat sama, unggas memberi resiko tingkat bau
kandang lebih tinggi (aktifasi bakteri pembusuk terhadap kotoran). Ini membuat
lingkungan yang tidak sehat dan memicu tingginya tingkat kesakitan yang
menghambat pertumbuhan, sampai kematian ternak. Bau kandang juga memberi beban
lingkungan pada komunitas orang yang tinggal di sekitarnya. Tidak jarang
mengundang protes warga. Karena itu harus dipikirkan bagaimana meredusir bau
kandang.
Dalam
perfektif buku ini, pastikan memberi probiotik
(MKABio2) apakah lewat
semprot kandang, minuman atau lewat pakan. Peranan probiotik antara lain meredusir
polusi dengan cara-cara yang lebih alamiah. Bila pikiran dasar memakai
probiotik, maka pemakaian bahan kimia seperti formalin, clorin dan disinfektan
lain yang dapat membunuh probiotik, harus dihindarkan. Atap, dinding, lantai
dan dasar bawah, serta lingkungan kandang secara periodik harus disemprot.
Makanan di tempat pakan sebaiknya juga disemprot dan minuman pastikan menambah
probiotik.
Untuk
memberi minum, dari pada hanya air biasa, manfaatkan limbah rumah tangga
seperti cucian beras (leri) atau limbah industri rumah tangga seperti air cuka
tempe dan tahu. Kandungan nutrisi dari limbah ini bisa membantu memperbaiki
nutrisi pada ternak. Lebih bagus lagi dalam sediaan campuran fermentasi. Dalam
tandon air (drum) siapkan 100 liter air “godokkan” kedelai dari produk sisa
(limbah cair) pabrik tempe atau “leri” cucian beras. Tambahkan probiotik
fermentasi (MKABio2) 1 botol (1 liter), 1 Kg gula pasir, 0,5 Kg
Calcium carbonat (plamir tembok), vitamin C (Ester C) dan Vitamin B Complek
secukupnya. Pada ayam dan puyuh, tandon air untuk minum, sore hari diberikan 2
- 5 liter dalam 100 liter air biasa. Pastikan tandon di tutup rapat untuk
proses fermentasi selain biar tidak mengundang biakan nyamuk. Untuk bebek, comboran pakan sangat baik
diberikan campuran fermentsi ini.
Ada yang khas pada unggas jenis bebek,
di mana ada kebutuhan “slulup” (Jawa) dan mandi untuk berhias diri. Biasanya lepas dari kubangan air, didaratan tepi kubangan
air diikuti “didis” (jawa) dan saat sama ia membuang kotoran. Pola ini sangat
khas dan tentu bisa dikembangkan dalam pola kandang. Implementasi di lapangan,
sediakan bak air dengan area secukupnya. Di depannya buat kubangan yang ditutup
dengan ram (lubang-lubang). Diharapkan ketika didis dan membuang kotoran,
terkumpul dalam satu tempat. Ini untuk mengurangi polusi dengan tidak membuang
kotoran di sembarang tempat pada area kandang. Ada saat-saat berjibunnya
kotoran diambil dan jangan lupa untuk sering di semprot dengan campuran
fermentasi (termasuk bak air). Bila mau lebih efektif, lubang-lubang ram
dibawahnya adalah kolam ikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar