“MKA B I O – HARA”
(Kompos Kolam)
Nyaris sama seperti sawah yang butuh ketersediaan bahan organik, maka pendekatan terkini untuk kolam ikan juga memberikan bahan organik. Ini sebuah paradigma baru dalam managemen kolam ikan, di mana bahan organik dibutuhkan untuk merangsang munculnya biodiversitas air. Ikan harus dipahami bukan satu-satunya kehidupan dalam air. Keanekaragam hayati yang terbentuk di samping penting sebagai regulator ekosistim juga sekaligus menjamin ketersediaan pakan alam ikan (plankton). Berapa banyak bahan organik yang disediakan untuk kolam, sangat signifikan untuk meningkatkan kualitas hasil panen seiring dengan menurunnya kebutuhan kosentrat pabrikan. Bersama dengan pemberian probiotik untuk kolam (MKA Bio3), maka kita bisa menggelindingkan tema dalam genre “Perikanan Organik”.
Bahan baku :
- Kotoran Ayam - Kotoran Sapi
- Kotoran Kambing - Urin Sapi & Kambing
- Bekatul - Tepung Ikan
Dekomposer & Fermenter : MKA Bio 1
Petunjuk pemakaian
Pemakaian “MKABio-HARA” mengacu pada konsep “Pola Kolam Dr Sugeng”. Bahwa di dunia pertanian ada mainstrem baru tentang pertanian organik. Prinsip dasar konsep ini bukan pertama-tama karena pemberian kompos, tetapi lebih pada aplikasi mikrobiologis (probiotik untuk tanah - MKA Bio 1) untuk memperkuat basis biota tanah. Konsep yang sama bisa diaplikasikan untuk perikanan, dalam genre baru PERIKANAN ORGANIK.
1. Penambahan fasilitas kolam dengan bis beton / gorong-gorong (atau yang berfungsi sama : tidak tembus panas dan kedap udara) untuk perindukan dan perlindungan mikroba. Dipasang berdiri atau tertidur, dengan lubang kecil di bawah bila berdiri (bagian atas tertutup rapat) atau lubang di atas bila tertidur (di kudua ujung ditutup). Diameter lubang 3 - 5 Cm.
2. Pemberian probiotik kolam : MKA Bio 3. Berikan malam hari, sedikitnya 1 (satu) botol setiap petak kolam (6 x 6 m). Tambahkan "MKA Bio 3" secukupnya untuk setiap 7 hari (2-3 tutup botol). Untuk kolam yang lebih kecil seperti aquarium, berikan ½ tutup botol untuk setiap 7 hari.
3. Penambahan bahan organik seperti kotoran ternak atau limbah sawah, sebaiknya setelah melalui proses komposting. Untuk ikan kecil, tidak harus diberi kompos (cukup air dengan penambahan probiotik dan disiapkan sedikitnya 3 hari) . Bila diberi kompos, taruh dalam sak. Pastikan kompos ok. Kalau tidak yakin kompos ok - hanya berujud kotoran ternak yang belum terkomposting - sebaiknya tidak diberi kompos.
4. Biarkan kompos terendam air kolam setidaknya 2 (dua) minggu. Tunggu sampai muncul kehidupan air oleh berbagai serangga. Bila jentik / larva berbagai serangga bisa hidup, kehidupan air lain seperti ikan juga bisa bertahan hidup. Indikator lain, bila air tidak berbau atau berwarna jernih
5. Saat tebar bibit, buat komposting basah. Masukkan kotoran ternak dan limbah sawah dalam bak air (di luar kolam induk) dengan panambahan probiotik sawah (MKA-Bio 1).Tutup terpal setidaknya 4 - 6 minggu. Selama itu, sering dilakukan pembalikan. Bisa ditambahkan pada kolam yang sedang berjalan atau disiapkan untuk mulai kolam baru setelah panen
6. Penambahan tanaman air. Ini bisa berfungsi sebagai regulator alam, sumber pakan tambahan, selain meningkatkan pendapatan kolam. Sebaiknya pilih tanaman air yang produktif semisal Azola pinata, kangkung, dll
Pak, kalo rencana budidaya nya tidak menggunakan kompos, skenario nya seperti apa.
BalasHapusSebagai gambaran, kolam semen 2.5 m x 4/m dalam 1.2 m. Rencana full pakan pabrikan, dengan penggantian air seminim mungkin sampai panen. Mohin saranya.
Pak, kalo rencana budidaya nya tidak menggunakan kompos, skenario nya seperti apa.
BalasHapusSebagai gambaran, kolam semen 2.5 m x 4/m dalam 1.2 m. Rencana full pakan pabrikan, dengan penggantian air seminim mungkin sampai panen. Mohin saranya.