Bisnis lele sangat prospektif, web ini diperuntukan untuk komunitas petani lele di seluruh Indonesia. Kami menggunakan MKA Bio penemuan Dr. Sugeng Hariadi,S.Pd.yang mampu mengurai kotoran di dalam kolam sehingga menjadi plankton/makanan ikan. hubungi kami : pipitdcs@yahoo.com dan suwarno.bisnislele@yahoo.com. Dengan MKA Bio, produksi lele kita akan optimal dan cocok untuk kolam lele perkotaan. Gabung di Group Komunitas Lele kirim email kosong ke = komunitaslele-subscribe@yahoogroups.com

Jumat, 21 Oktober 2011

KOMPOSENG

Bahan :
1. Kotoran sapi setengah basah 2 glangseng
2. Kotoran kambing ( kering ) 1 glangseng
3. Kotoran ayam potong 1 glangseng
4. Tepung ikan 5 kg
5. Katul 5 kg
6. MKA Bio 1, 5 tutup
7. Tetes 2 gelas
8. Orea 1 sendok makan
- - Gula merah 1/2  kg
CARA PEMBUATAN :
Kita siapkan dulu dalam jerigen 5 liter di isi tetes 2 gelas di tambah orea 1 sendok di tambah gula merah 1/2 kg di tambah air setengah jerigen di tambah MKA Bio 1, 5 tutup lalu di kocok di tutup rapat kita diamkan selama 3 hari .
Kotoran sapi kotoran kambing kotoran ayam kita ler ditambah katul di tambah tepung ikan baru di tambah air yang udah kita siapkan di jerigen tadi baru di aduk sampai rata, jangan terlalu basah terus kita tutup dengan terpal taruh di tempat yang teduh, di simpan selama 5 hari setelah 5 hari dibuka dan diaduk lalu tambahkan Mka Bio 1, 2 tutup setelah itu ditutup lagi perlakukan hal tersebut sampai 5 kali pembalikan yang terakir baru kita angin – anginkan setelah itu baru bisa dipakai untuk makanan tambahan atau bisa langsung masuk kolam tapi waktu membuat permentasi alasnya tidak boleh tanah

Senin, 20 Juni 2011

MKA BIO - HARA


“MKA B I O – HARA”

(Kompos Kolam)

Nyaris sama seperti sawah yang butuh ketersediaan bahan organik, maka pendekatan terkini untuk kolam ikan juga memberikan bahan organik. Ini sebuah paradigma baru dalam managemen kolam ikan, di mana bahan organik dibutuhkan untuk merangsang munculnya biodiversitas air. Ikan harus dipahami bukan satu-satunya kehidupan dalam air. Keanekaragam hayati yang terbentuk di samping penting sebagai regulator ekosistim juga sekaligus menjamin ketersediaan pakan alam ikan (plankton). Berapa banyak bahan organik yang disediakan untuk kolam, sangat signifikan untuk meningkatkan kualitas hasil panen seiring dengan menurunnya kebutuhan kosentrat pabrikan. Bersama dengan pemberian probiotik untuk kolam (MKA Bio3), maka kita bisa menggelindingkan tema dalam genre “Perikanan Organik”.

Bahan baku :

- Kotoran Ayam - Kotoran Sapi

- Kotoran Kambing - Urin Sapi & Kambing

- Bekatul - Tepung Ikan

Dekomposer & Fermenter : MKA Bio 1

Petunjuk pemakaian

Pemakaian “MKABio-HARA” mengacu pada konsep “Pola Kolam Dr Sugeng”. Bahwa di dunia pertanian ada mainstrem baru tentang pertanian organik. Prinsip dasar konsep ini bukan pertama-tama karena pemberian kompos, tetapi lebih pada aplikasi mikrobiologis (probiotik untuk tanah - MKA Bio 1) untuk memperkuat basis biota tanah. Konsep yang sama bisa diaplikasikan untuk perikanan, dalam genre baru PERIKANAN ORGANIK.

1. Penambahan fasilitas kolam dengan bis beton / gorong-gorong (atau yang berfungsi sama : tidak tembus panas dan kedap udara) untuk perindukan dan perlindungan mikroba. Dipasang berdiri atau tertidur, dengan lubang kecil di bawah bila berdiri (bagian atas tertutup rapat) atau lubang di atas bila tertidur (di kudua ujung ditutup). Diameter lubang 3 - 5 Cm.

2. Pemberian probiotik kolam : MKA Bio 3. Berikan malam hari, sedikitnya 1 (satu) botol setiap petak kolam (6 x 6 m). Tambahkan "MKA Bio 3" secukupnya untuk setiap 7 hari (2-3 tutup botol). Untuk kolam yang lebih kecil seperti aquarium, berikan ½ tutup botol untuk setiap 7 hari.

3. Penambahan bahan organik seperti kotoran ternak atau limbah sawah, sebaiknya setelah melalui proses komposting. Untuk ikan kecil, tidak harus diberi kompos (cukup air dengan penambahan probiotik dan disiapkan sedikitnya 3 hari) . Bila diberi kompos, taruh dalam sak. Pastikan kompos ok. Kalau tidak yakin kompos ok - hanya berujud kotoran ternak yang belum terkomposting - sebaiknya tidak diberi kompos.

4. Biarkan kompos terendam air kolam setidaknya 2 (dua) minggu. Tunggu sampai muncul kehidupan air oleh berbagai serangga. Bila jentik / larva berbagai serangga bisa hidup, kehidupan air lain seperti ikan juga bisa bertahan hidup. Indikator lain, bila air tidak berbau atau berwarna jernih

5. Saat tebar bibit, buat komposting basah. Masukkan kotoran ternak dan limbah sawah dalam bak air (di luar kolam induk) dengan panambahan probiotik sawah (MKA-Bio 1).Tutup terpal setidaknya 4 - 6 minggu. Selama itu, sering dilakukan pembalikan. Bisa ditambahkan pada kolam yang sedang berjalan atau disiapkan untuk mulai kolam baru setelah panen

6. Penambahan tanaman air. Ini bisa berfungsi sebagai regulator alam, sumber pakan tambahan, selain meningkatkan pendapatan kolam. Sebaiknya pilih tanaman air yang produktif semisal Azola pinata, kangkung, dll

Senin, 06 Juni 2011

PAKAN ALTERNATIF

PAKAN ALTERNATIF BUDIDAYA IKAN *
oleh Dr. Sugeng Hariadi, S.Pd **

Budidaya ikan harus dipahami sebagai bidang usaha. Artinya harus memberi jaminan adanya margin keuntungan pada tingkat yang diinginkan. Secara umum filosofi dasar yang berlaku dalam proses produksi adalah in put = out put. Hasil panen tergantung dari in put proses. Tentu saja untuk bisa mendapat keuntungan, maka in put proses harus dimainkan. Kita harus pintar bagaimana membangun ruang di tingkat in put. Salah satu komponen in put adalah kosentrat (pellet) untuk pakan ikan. Perlu diketahui komponen pakan adalah penyedot biaya tertinggi. Kreatifitas harus dikembangkan untuk mendapat pakan alternatif. Input proses di setting supaya out put panen jadi lebih besar.

1. Pola kolam Dr. Sugeng (Perikanan Organik)
Pemberian kompos, pemasangan gorong-gorong dengan penambahan MKABio3. Ekosistem kolam yang stabil dengan munculnya biodiversitas air menjamin hasil panen yang prima. Air kolam tidak bau, tidak rigid mengganti air akan mengurangi biaya produksi secara umum dan tersedianya pakan ikan alam (plankton), akan mengurangi biaya pembelian kosentrat. Dalam hal ini, pengkolam harus paham dan pintar membuat kompos.

2. Fermentasi kosentrat
Kosentrat tersedia dalam keadan kering dengan kadar air 10 %. Bila langsung ditebarkan ke kolam dan dimakan ikan, dalam perut akan mengembang. Ini tidak jarang membuat perut ikan kembung yang biasanya diikuti dengan kematian. Karena itu ada baiknya kosentrat direndam air dulu sebelum ditebar. Perendaman akan jadi lebih baik bila tidak hanya air tawar biasa, tetapi dalam bahan sisa dengan kandungan gizi tinggi. Dalam tandon air (drum) siapkan 50 liter air “godokkan” kedelai dari produk sisa (limbah cair) pabrik tempe atau “leri” cucian beras. Tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2) 500 ml, 1 Kg gula pasir, 0,5 Kg Calcium carbonat (plamir tembok), vitamin C (Ester C) dan Vitamin B Complek secukupnya. Canpuran bahan tersimpan dalam keadaan tertutup. Sebelum kosentrat ditebar aduk dan rendam dengan air kedelai campuran dan simpan dalam keadaan tertutup setidaknya 0,5 – 1 jam. Jangan kelebihan air supaya tidak berubah jadi bubur. mengembangnya kosentrat dengan fermentasi akan meningkatkan nilai nutrisi selain tingkat penyerapan pakan oleh ikan. Kebutuhan kosentrat akan terkoreksi dan kematian ikan karena perut gembung bisa dihindarkan.

3. Ramban tanaman sekitar kolam
Ramban adalah istilah mencari pakan dedaunan untuk ternak. Ikan juga sama dengan ternak, terutama golongan herbivora, sangat suka dengan dedaunan (bila golongan herbivora seperti gurameh, bawal mau, golongan karnivora seperti lele pasti juga mau). Lamtoro, turi, kates, lumbu, bayam dll bisa dipilih sebagai pakan alternatif. Maka tidak salah pengkolam juga berlaku sama seperti peternak dalam hal mencari ramban. Bila mau kreatif tanam bayam gajah seputar kolam ikan. Secara periodik bayam bisa dipanen. Bayam akan cepat tumbuh bila disiram dengan air kolam.

4. Menanam tanaman air
Bila dedaunan bisa menjadi sumber pakan alternatif, maka ada baiknya berpikir kreatif untuk menanam tanaman air. Bisa dipilih tanaman seperti kangkung, azola pinata (moto lele atau kayu apu). Bisa ditanam secara terpisah atau menjadi satu dengan kolam induk. Bila menjadi satu, tanaman air selain bisa untuk sumber pakan juga sebagai regulator ekosistem. Bahan biokimia yang tidak perlu oleh limbah kolam bisa disedot akar tanaman. Sebaiknya dilokalisir dalam satu keramba kolam. Ini untuk mengontrol jumlah tanaman air. Sebab bila terlalu banyak juga menghambat tumbuhnya biodiversitas air sebagai sumber plankton. Secara periodik tanaman air bisa dikeluarkan dari keramba untuk pakan ikan. Tipe azola baiknya varian yang kecil dan sedang. Varian azola yang besar dipilih bila sekaligus hendak mendapat azola sebagai sumber kompos untuk pertanian. Yang menarik adalah kangkung. Tidak hanya ikan yang mau. Kita juga doyan dengan kangkung. Bila jumlah kangkung cukup, kolam ikan bisa bersanding dengan beternak kelinci. Untuk ini buat rakitan dari belahan bambu dan kemudian disemai dengan kangkung di atasnya. Semakin sering dipetik kangkung bertumbuh dengan lebat.

5. Limbah pasar dan limbah rumah makan
Bila ramban tidak bisa dilakukan (kolam perkotaan), kita bisa mendapat sumber dedaunan dari limbah pasar. Kol, sawi, selada dll bisa di dapat di pasar. Para penjual biasanya hanya memilih yang bagus untuk dijual dan sisanya adalah limbah pasar. Tidak hanya dedaunan yang bisa didapat dari pasar. Isi dari tembolok ayam, isi dari “betetan” perut ikan, daging atau ikan yang sudah kadaluwarso (busuk). Masih banyak lagi daftar dari limbah pasar yang bisa dimanfaatkan untuk ikan. Selain dari limbah pasar, limbah dari rumah makan seperti nasi sisa dan daging sisa dari para pembeli bisa dipikirkan untuk pakan ikan. Adalah pas berkerja sama dengan usaha catering untuk mendapat sisa makanan usai pesta.

6. Limbah RPH (rumah potong hewan)
Rumah potong hewan adalah sumber potensisal untuk mendapat pakan ikan alternatif. Isi rumen dan abemasum (babat) dari hewan rumenansia (sapi, kambing, kerbau) bisa dilirik sebagai sumber pakan ikan. Isi babat 1 ekor sapi bisa 10 – 20 kg. Ini merupakan irisan kecil dari dedaunan yang dimakan sapi lengkap dengan kehidupan probiotik dalam rumen. Isi lambung – usus besar kita dapatkan kotoran yang berpotensi untuk dibuat kompos. Darah kering, cakar, kepala bebek, usus ayam biasanya tidak sempat dirawat bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan. Tidak kalah penting untuk mendapat sumber pakan dari peternakan ungags (bebek, ayam, burung puyuh), khususnya untuk mendapat unggas yang mati. Biasanya karena tingkat polusi kandang memicu tingginya kematian unggas. Namun harus hati-hati memanfaatkan jenis pakan dengan kandungan protein tinggi. Kelebihan pakan jenis ini yang berarti berjibunnya bahan organik dapat memicu pembusukan kolam. Baiknya direbus terlebih dahulu sebelum diberikan. Air rebusan setelah dingin bisa dimasukkan kolam. Diberikan secukupnya dan selebihnya bisa disimpan dalam bentuk fermentasi. Sediakan drum penampungan dan tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2). Rendam setidaknya 3 – 5 minggu baru diberikan ke kolam. Biasanya sebagian sudah berubah dalam bentuk belatung.

7. Membuat belatung
Di negeri sebelah, pakan utama beternak ikan adalah pengembangan belatung. Ini artinya setting pakan ikan adalah limbah pertanian (justru karena itu kita berpikir bahwa limbah pertanian adalah kekuatan produktif untuk pertanian). Siapkan bahan-bahan dengan kandungan protein tinggi. Ini bisa air kaldu, rebusan daging, rebusan ikan, atau ikan dan daging yang kedaluwaro, tepung ikan, kotoran unggas dari kandang intensif, dll. Bisa dibuat parutan ketela, diperkaya dengan bekatul dan bahan-bahan berprotein lain (lihat tabel pakan). Tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2) disiapkan dalam kondisi tertutup. Dalam beberapa hari akan muncul belatung. Sediaan ini bisa dibuat kering maupun basah.

8. Membuat kosentrat by lokal
Kosentrat adalah kosentrasi dari bahan-bahan makanan. Hitungannya adalah nilai nutrisi dari bahan pendukunnya. Jadi menarik apakah tidak bisa dikerjakan sediri meramu dari berbagai bahan khususnya limbah pertanian atau limbah industri yang berbasis pertanian. Bahan seperti janggel jagung, rendeng kedelai, bekatul, polart, bungkil kelapa, tepung ikan, tetes tebu, lysin, triptonin, vitamineral, dll bisa diramu sendiri dengan memperhitungkan nilai nutrisinya. Dapatkan conten tabel pakan untuk lokal Indonesia. Bahan-bahan dijadikan tepung kemudian dipelleting. Bila tidak punya alat sesederhana mungkin untuk membuat pellet, bisa diberikan dalam bentuk tabur. Hendaknya dipastikan dulu untuk dilakukan fermentasi dengan MKABio2. Pellet tidak harus mengambang. Untuk kebutuhan mengambang sediaan harus dibuat pada tingkat berat jenis di bawah 1. Atau dibuat kering sampai kadar air hanya 10 %. Yang penting adalah nilai nutrisi yang diberikan untuk kebutuhan ikan. Bahkan seperti gurami dan udang malah bagus dalam bentuk pakan tenggelam. Yang pasti pellet akan dicari ikan sepanjang sudah dimasukkan kolam.

9. Selamat mencoba !

Sabtu, 26 Maret 2011

MEMBUAT TAMBAHAN NUTRISI PADA IKAN LELE




Bahannya antara lain :

1. Rebusan air kedelai

2. Aseman tahu ( air pres – presan tahu )

3. Air leri ( air cucian beras )

4. MKA Bio 2

CARA MEMBUAT AN :

Salah satu bahan tersebut di atas kita permentasi dengan MKA Bio 2 dengan perbandingan 1 tutup botol MKA Bio 10 liter air tersebut di atas di diamkan selama 3 hari di drum ( tong ) tertutup ditempat di tempatkan di ruang yang teduh.

Selanjutnya secara terus menerus kita membuat permentasi ( sebagai stok ) perlu di ingat air rebusan kedelai sudah dingin . Air permentasian tersebut buat merendam ( mencampur ) pakan ikan ( pelet ) 15 – 30 menit baru kita berikan kepada ikan , hal ini diberikan kepada ikan yang makanannya sudah berbentuk pelet butiran .

Menurut yang sudah kami lakukan dari nutrisi tersebut hasil ikan lele kami badannya menjadi gemuk- gemuk , padat dan menambah berat ikan

semakin berkembang



Seorang peternak lele yang kebetulan seorang Purna Tugas dari Dinas Kesehatan Kota Madiun. Suwarno (59) Warga Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kota Madiun itu kini selangkah lebih maju lelenya.
Dari mulai mengolam lele dalam jumlah kecil, kini ia sudah dikatakan berhasil dalam usahanya, Suwarno mengaku bisa memanen lelenya setiap bulan sekali. nampaknya keberuntungan tengah memihak pada Suwarno berusaha mengembangkan karyanya di dunia lele.
Bukan hanya membudidaya ia mulai merintis pelatihan Berternak lele Dombo Di rumahnya Anggapan beberapa orang bahwa bertenak lele dumbo hasilnya tipis atau bahkan mengalami kerugian ,kini ada jalan keluarnya, para pengolam pengolam lainya yang mengeluh dengan biaya pakan untuk lele kini juga telah teratasi.
Dan satu hal yang paling penting bagi mereka petani lele di daerah perkotaan bau kolam yang cenderung amis dan busuk selalu menjadi kendala utama bagi para tetangga mereka, Suwarno yang sekaligus Ketua Kelompok Tani Mina Sejahtera Kelurahan Taman, Kecamatan Taman Kota Madiun yang beranggotakan 12 orang ini, berusaha mengupas tuntas semua permasalahan budidaya lele dumbo dengan mengadakan pelatihan di rumahnya Suwarno juga mendatangkan nara sumber dari Jombang yaitu Dr. Sugeng Hariadi S.Pd yang sekaligus penemu formula yang kerap Suwarno sebut dengan sebutan MKA BIO Suwarno menerangkan bahwa pelatihan itu sendiri bertujuan agar para petani- petani pemula yang akan terjun di dunia lele bisa di bekali ilmu yang cukup sehingga Sumber Daya Manusia mereka mumpuni dalam menghadapi semua permasalahan yang nantinya muncul dalam mengolam lele Memang dalam budidaya lele bila tidak dibekali ilmu yang cukup maka petani pasti akan menghadapi banyak permasalahan seperti tingginya angka kematian pada lele muda tingginya biaya pakan timbulnya bau pada kolam dan permasalahan lain nya yang tak terduga pasti muncul . Pada hari sabtu 24 Juli 2010 lalu, Suwarno mengadakan pelatihan budidaya lele yang ke dua kalinya peserta pelatihan rata-rata bersal dari daerah kota Madiun dan Kabupaten sekitar .
Dalam pelatihan itu nara sumber Dr. Sugeng menjelaskan semua permasalahan sekaligus pemecahannya yang kerap kali timbul pada petani lele Dalam sesi ini Dr.Sugeng mengenalkan produknya yaitu MKA BIO 1, MKA BIO 2, MKA BIO3, dan MKA BIO 4 yg masing-masing jenisnya mempunyai fungsi yang berbeda-beda produk MKA BIO itu sendiri sebenarnya buah dari hasil penelitian Dr. Sugeng di ITB (Institut Petanian Bogor) selama bertahun tahun dan baru dapat di nikmati bersama serta di sahkan atau di PATTEN kan pada agustus 2008 la
Mengenai fungsi MKA BIO itu sendiri mulai MKA BIO 1 berfungsi sebagai bahan fermentasi kotoran ternak yang juga berfungsi untuk menambah mikroba / plangton dalam kandungan air kolam sehingga lele bisa sewaktu waktu memakan mikroba tersebut yang nantinya diharapkan bisa mengurangi jumlah porsi pakan lele setiap harinya. MKA BIO 2 berfungsi untuk penambah nutrisi pada pakan lele (pelet) mengunakan media limbah air godokan kedelai yang mau di buat tempe diharapkan dapat menambah nutrisi gizi pada lele sehingga lele bisa cepat besar dan cepat panen. MKA BIO 3 berfungsi sebagai penambahan mikroba secara langsung pada air kolam, sehingga mikroba yang berkembang biak dalam kolam dapat semakin padat yang tak lain fungsinya untuk penambahan suplai makanan untuk lele itu sendiri. MKA BIO 4 berfungsi agak lain yaitu untuk mengatasi WC atau SEPITTENG yang sudah penuh dengan cara memasukkan cairan MKA BIO 4 pada SEPITTENG setelah 3 hari kemudian kotoran yang memenuhi sepitteng akan terurai menjadi mikroba dan tidak perlu melakukan penyedotan pada WC yang penuh tersebut. Yang lebih menarik lagi produk MKA BIO ini tidak hanya digunakan ikan lele saja, tatapi bisa di terapkan pada jeni-jenis ikan yang lainya seperti gurame, tombro, patin, nila dll. Bahkan untuk ternak ayam pun,kotoran ayam menjadi tak berbau Tidak hanya ternak ayam saja ternak sapi pun menjadikan kotoran sapi juga tak bau Hebattt…bukan…,jadi bisalebih bermanfaat bagi peternak ayam ataupun sapi yang berlokasi di tengah tengah komunitas masyarakat Suwarno mengaku, untuk selama ini produk MKA BIO masih digunakan pada komunitas petani yang mengikuti pelatihan Ia berpesan kepada semua pertenak dan pembudidays ikan khususnya di kota Madiun bahwa produkMKA BIO ini bisa digunakan oleh siapa saja yang memerlukan / membutuhkan dan bisa langsung di dapat di rumah Suwarno. Bagi para petani pemula yang ingin mengikuti pelatihan bisa mendaftar langsung keSuwarno pelatihan yang diadakan Suwarno juga akan mengupas tehnik-tehnik budidaya lele mulai dari pembuatan bibit (pembenihan) pembesaran, pembuatan pakan tambahan sampai pada waktu panen dan pemasalahanya semuanya akan di bahas di situ

Dengan MKA Bio Hasil panen Memuaskan

Kami melihat langsung di tempat yang memakai MKA Bio peternakan,pertanian perikanan dan hasilnya sangat luar biasa sapi aja tidak makan rumput setiap hari tidak ngarit sapinya bisa gemuk gemuk makanannya di permentasi dulu. Manfaatnya pakai MKA Bio ini banyak sekali bisa buat pupuk,minumannya hewan,makanannya hewan,air kolam, pelet, bahkan untuk semprot hama sungguh serba guna itu semua ada caranya sendiri sendiri terbuat dari bahan alami semua Bahkan ini ada metode baru peternak ayam tanpa memberi makan tiap hari dengan menyediakan media makan terlebih dahulu dengan memakai MKA Bio 2 selama 1 minggu dengan di tutup terpal yang nantinya media tersebut bisa menghasilkan sediaan pakan selama 3 bulan dan 1 meter persegi bisa di isi anak ayam sebanyak 20 ekor dan yang sudah di coba ( di laksanakan ) selama 3 bulan anak ayam tersebut 1 ekornya menjadi 2,5 – 3 kg. Kami bukan petani yang katrok melainkan petani yg maju dengan adanya MKA Bio ini. Dengan memakai MKA Bio ini sangat sangat terbukti kasiatnya untuk perikanan,peternakan,petanian bahkan hasil panennya bisa cepat. Kami sering shering sama teman teman dan mendengar keluh kesah mereka kami jadi tahu kami tidak pelit dengan ilmu apa yang kami bisa ajarkan kami akan ajarkan makin banyak yang tahu tentang MKA Bio petani akan makin maju tidak tergantung dengan bahan kimia aja kita kembali ke bahan alami.Kita tidak membuang limbah hewan maupun dari limbah sawah kalau dari hewan kotorannya sapi sama pipisnya sapi bisa di buat untuk pupuk dan makanan ikan kalau dari limbah sawah untuk pupuk jadi kita tidak menyia-nyiakan limbah limbah itu dan limbah itu bisa di olah dengan demikianrupa dengan kegunaannya masing masing itu semua harus dengan takaran yang pas dan limbah air kolam bisa di gunakan untuk mengairi sawah atau menyiram tanaman sehingga terlihat subur-subur. Kebetulan yang kami alami kami membuat kolam ikan/lele yang terbuat dari dinding dan plester dengan ukuran : panjang 4 m. lebar 3 m. tinggi 130 cm bentung landasan / dasar kolam miring 15 deradat ketempat pembuangan air. Di kandung maksud apabila kita menguras kolam lebih cepat bersih ( tergelontor ) dari kolam tersebut kami mempunyai sejumlah 11 kolam dan kami bisa panen setiap 2 minggu sekali.,yang 4 kolam 4 kolam kami buat tempat stok bibit selanjutnya umur 1 bulan dari bibit ukuran

4 – 5 kita seri atau di serit karena kalau tidak di seri akan makan temannya sendiri lele kan sifatnya kanibal contohnya pada foto di bawah ini . Sehingga nanti isi kolam kurang lebih 4 ribu ekor menjelang akan panen kurang 1 minggu kita seri lagi di sisihkan yang ukuran kecil dan akhirnya jumlah ikan di kolam tersebut kurang lebih 3 ribu ekor sampai panen ukuran 1 kg isi 10 – 12 1 kolam bisa menghasilkan kurang lebih 275 sampai 280 kg itupun kami menggunakan pakan alternatif sehingga bisa mengurangi menggunaan pelet.



Kolam Ikan Lele Tanpa Ganti Air


Kolam Ikan Lele Tanpa Ganti Air

Oleh Manggar Kesuma Ayu

RUBRIK Ragam Suara Merdeka 1 Mei 2009, menurunkan tulisan tentang ”Kolam Terpal untuk Lele Dumbo”. Sangat menarik, karena memberi wacana bahwa berkolam ikan bisa dibuat mudah, selain murah. Pengalaman kita juga demikian. Yang agak mengganggu adalah sub judul tentang ”Rutin Mengganti Air”. Ini masalah klasik yang tidak sederhana, pekerjaan melelahkan yang membuat orang ragu untuk masuk dunia kolam ikan. Fakta di lapangan, bengkaknya biaya operasional antara lain terlahir karena rutinitas penggantian air.

Kolam ikan dengan rutin ganti air, petunjuk pendekatan kolam masih konvensional. Orang masuk dunia kolam ikan biasanya latah karena orang lain berhasil bermain ikan. Mereka berpikir terlalu simpel bahwa kolam ikan hanya menyangkut penyediaan bak air (bisa kolam tanah, beton atau terpal), ikan dan pakan dari kosentrat. Alih-alih membayangkan panen, ternyata menuai kegagalan. Hasil produksi tidak sebanding dengan melambungnya biaya produksi. Kenyataan ini yang membuat tidak sedikit dari para pelaku kolam ikan yang akhirnya membiarkan bak kolamnya kosong, untuk tidak menyebutnya sebagai bangkrut dengan investasi yang percuma.

Menyebut masalah yang muncul dari pola kolam konvensional antara lain adalah : 1) Kolam bau busuk. Ini terjadi karena polusi dari pembusukan kotoran ikan, selain dari sisa pakan ikan yang tidak termakan. 2) Angka kematian tinggi. Ini akibat tingginya polusi air kolam. 3) Bea pakan tinggi. Pakan biasanya tergantung dari kosentrat. Ada postulat input pakan = out put daging ikan. Pola ini rentan terhadap perubahan harga pasar, yaitu ketika harga ikan turun atau pakan naik. 3) Bea operasional tinggi. Rutinitas ganti air untuk atasi polusi, berakibat bengkaknya bea operasional yang terkait dengan bea listrik, bahan bakar dan tenaga kerja. 4) Surplus pendapatan minim (kalau tidak malah gagal panen - rugi)

Mari kita belajar dari dari kolam ikan alam seperti di sungai, laut, rawa-rawa atau danau. Secara sepesifik, di tempat-tempat ini ada air tergenang. Ada jumlah ikan dengan variasi cukup dan bahkan ada yang sangat besar seperti ikan paus. Yang menarik, siapa yang pernah menebar bibit, memberi pakan dan yang mengganti air. Bila ada penggantian air, menunggu hujan turun di mana mata air mengalir dan air hujan menyentuh sudut-sudut rawa dan laut. Ada yang luar biasa dari kolam alam buatan pemilik langit ini, yaitu bahwa adanya ekosistem yang hidup. Sudah barang tentu, yang kurang dari kolam konvensional, karena para pengkolam tidak pernah memasukkan kosep ekosistem dalam pola kolam ikan mereka.


EKOSISTEM BUATAN

Konsep ekosistem kolam, ini yang sering dilontarkan seorang Dr. Sugeng Hariadi, S.Pd alumnus Fakultas Kedokteran Undip yang konon juga pernah kuliah di IKIP Semarang. Menurut Ketua LKPS ”BHAKTI NUSA” Jombang ini, bila ekosistem kolam ikan hidup, dapat memberi solusi terhadap persoalan kolam ikan hingga layaknya di sungai dan laut. Tidak berbau, angka kematian yang nyaris limit, tidak perlu ganti air, pernurunan bea kosentrat dan tentu, keuntungan hasil panen yang ok.

Apa yang disampaikan Dr Sugeng bukan isapan jempol. Percobaan demi percobaan yang dilakukan di laboratorium kolam miliknya di dusun Sidokampir – Sumobito – Jombang, memberi konklusi bahwa ekosistim buatan adalah sesuatu yang vital dalam pengembangan kolam ikan. Untuk ini, kolam ikan miliknya diberi fasilitas bis beton, yang menurutnya, berfungsi sebagai regulator ekosistem (baca : Bis Beton, Regulator Ekosistem Kolam Ikan).

Dasar berpikirnya adalah pelajaran biologi waktu di sekolah menengah, tentang konsep rantai makanan, yaitu hubungan antara produsen – konsumen dan bakteri pengurai (produsen di makan konsumen, kunsumen mati membawa bakteri pengurai yang dapat meningkatkan kesuburan dan menjadi basis kehidupan konsumen). Rantai makanan ini menjelaskan bahwa bakteri pengurai harus dilihat sebagai komponen dari proses produksi. Tetapi salah kita, bakteri pengurai tidak pernah kita dilibatkan dalam proses produksi.

Adakah seorang petani yang berpikir memperkaya biota tanah (kehidupan dalam tanah) dengan aplikasi mikrobiologis dalam proses pengolahan tanahnya, demikian Dr Sugeng sering mengatakan. Peran bakteri pengurai sangat besar, khusunya dalam proses dekomposisi dan fermentasis bahan organik (baca : Tentang Prikanan Organik). Untuk kolam ikan, bakteri pengurai mengambil peran dalam mengurai kotoran ikan dan sisa makanan yang tak termakan. Kandungan organik komplek pada kotoran ikan dan sisa pakan, akan diurai menjadi unsur-unsur organik yang selanjutnya unsur organik akan merangsang tumbuhnya plankton (makanan alamiah ikan). Dengan kata lain, bakteri pengurailah yang meregulasi ekosistem kolam alam.

Aplikasi mikrobiologis (probiotik kolam) akhirnya menjadi pilihan solusi untuk kolam ikan. Kotoran ikan dan sisa pakan yang tidak termakan, yang berpotensi menjadi polutan bisa diubah menjadi sesuatu yang produktif untuk kolam. Pada kolam alam, selagi masih ada orang yang mau buang hajat di sungai, atau dalam jumlah tertentu bahan organik lainnya seperti sampah pertanian, kelangsungan ikan di sungai dan di laut akan kebutuhan pakan akan terjamin. Rutinitas mengganti air kolam memang bisa menjadi pilihan. Tetapi ini akan meningkatkan bea operasional. Andai logika kolam ikan bisa menisbikan rutinitas ganti air, margin keuntungan berkolam ikan dipastikan akan jauh lebih besar.

Ikan Lele Dumbo Mina Sejahtera



Beternak Lele Dumbo, SIapa Takut.?


KOMPAS.com - Lele dumbo (Clarias gariepinus) semula dipandang sebelah mata. Namun, komoditas perikanan air tawar ini sekarang menjelma menjadi industri rakyat. Nilai perdagangannya setiap tahun mencapai lebih dari Rp 1 triliun, penyerapan tenaga kerja, nilai tambah, dan multyplier effect yang dihasilkan juga besar.

Berbagai jenis usaha terkait lele pun meluas, mulai dari industri pakan (pelet), perbenihan, budidaya, perdagangan, hingga pengolahan pangan berbahan baku lele yang umumnya skala rumahan.

Konsumen lele juga menyebar luas. Dari desa hingga ke kota. Tidak saja rakyat jelata yang makan di warung-warung tenda dengan sambal terasi dan lalapan, tetapi merambah ke konsumen menengah atas.

Perubahan status sosial komoditas lele ini telah merangsang tumbuhnya berbagai inovasi usaha dalam teknologi pengolahan pangan. Ada lele goreng kremes, bakso lele, mi basah lele, lele asap, abon lele, rolade lele, hingga pizza lele.

Karena potensinya yang besar, tak kurang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut mendukung pengembangan usaha berbasis lele dumbo dengan kampanye makan lele.

Konsumsi meningkat

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan Made L Nurdjana, Rabu (29/7) di Sukabumi, Jawa Barat, mengungkapkan, terus meningkatnya konsumsi lele dan produk olahannya secara otomatis mendorong peningkatan produksi lele dalam negeri. Tahun 2008 saja produksi lele hidup untuk konsumsi mencapai 108.200 ton.

Dengan menghitung per kilogram lele ukuran konsumsi ada delapan ekor, setidaknya dalam setahun produksi lele nasional mencapai 868,6 miliar ekor atau 2,37 miliar ekor per hari. Apabila dirupiahkan, produksi lele 108.200 ton per tahun itu senilai Rp 1,41 triliun, dengan asumsi harga lele konsumsi Rp 13.000 per kilogram.

Belum menghitung nilai ekonomi yang timbulkan dari usaha lele, baik dari aspek off farm maupun sarana produksi, seperti produksi pakan, obat-obatan, material kolam, pemupukan, hingga pembenihannya.

Semakin besar lagi perputaran ekonomi kalau menghitung berapa juta pedagang di seantero negeri ini berkat lele, baik dalam bentuk warung tenda maupun produk olahan. Juga berapa banyak tenaga kerja yang terserap baik tingkat hulu maupun hilir, dan perdagangannya.

Dewasa ini permintaan lele juga tidak saja berasal dari dalam negeri. Konsumen di Amerika Serikat dan Eropa juga sudah melirik lele. Begitu pula dengan Singapura dan Malaysia.

Arus bawah

Berkembangnya ”industrialisasi” lele dumbo berbasis kerakyatan secara tanpa disengaja tumbuh dari bawah. Ketika lele dumbo masuk Indonesia beberapa dekade lalu, minat masyarakat terhadap jenis ikan catfish yang satu ini cenderung negatif.

Kala itu masyarakat tidak begitu suka dengan lele karena kesan menjijikkan. Kulitnya yang berlendir mengingatkan konsumen tertentu pada jenis hewan melata seperti belut.

Kemampuan adaptasi binatang air yang satu ini karena mampu hidup dalam lingkungan air yang kotor sekalipun telah menggeser persepsi masyarakat terhadap komoditas lele yang terkesan jorok.

Namun, seiring melemahnya daya beli masyarakat akibat berbagai tekanan ekonomi, lele semakin diminati. Selain murah kandungan proteinnya tinggi.

Munculnya fenomena pecel lele kian mendongkrak citra lele di mata masyarakat. Mengonsumsi lele bukan lagi memalukan. Di Yogyakarta, pecel lele menjadi santapan yang digemari mahasiswa karena terjangkau. Kebutuhan lele dumbo di Yogyakarta 10-15 ton per hari.

Pelan dan pasti, permintaan lele terus naik. Bila tahun 2004, produksi lele budidaya hanya 51.271 ton per tahun, tahun 2005 naik menjadi 69.386 ton, 2006 (77.272 ton), 2007 (91.735 ton), dan 2008 (108.200 ton).

Direktur Riset dan Kajian Strategis Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengungkapkan, lele merupakan industri rakyat. Tak ubahnya raksasa yang tidur (sleeping giant), bisa diusahakan siapa saja.

Yang diperlukan saat ini adalah inovasi teknologi pangan. Karena sekarang ini konsumsi terbesar lele dumbo lebih pada bentuk segar, belum banyak ke produk olahan. Kalau tidak segera mengembangkan industri pangan olahan berbasis lele, akan terjadi kelebihan pasokan dan ini akan membahayakan bagi kelangsungan usaha.

”Kalau menunggu inovasi teknologi pengolahan pangan dari masyarakat, perlu waktu lama. Kebijakan pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian di bidang pangan perlu di arahkan ke sana,” katanya.

Industri lele dumbo berbasis usaha kecil rakyat ini jelas lebih tahan banting.